SOSIOLOGI
A. Pengertian stratifikasi sosial
a. Definisi stratifikasi sosial berdasarkan pendapat para ahli
Kata stratifikasi sosial berasal dari bahasa latin, yaitu stratum yang
berarti tingkatan dan socius yang berarti teman atau masyarakat.
Menurut pendapat ahli:
1. Menurut pitirim A. Sorokin (1959), bahwa social stratification is
permanent characteristic of any organized social group, yang artinya
stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok
sosial yang teratur.
2. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial berarti
sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
3. Astried S. Susanto, stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan
hubungan antar manusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap
orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan
orang secara vertikal maupun horozontal dalam masyarakatnya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Stratifikasi Sosial adalah
pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang
diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi
sampai yang paling rendah.
b. Faktor penyebab stratifikasi sosial.
Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial
dalam masyarkar menurut Huky (1982);
1. Perbedaan ras dan budaya, perbeedaan cirri biologis seperti warna
kulit, latar belakang etnis dan budaya pada masyarakat tetentu
mengakibatkan kelas-kelas tertentu.
2. Pembagian tugas yang tersepesialisasi, perbedaan posisi atau status
dalam stratifikasi sosial dalam pembagian kerja ini terdapat dalam
setiap masyarkaat.
3. Kelangkaan, stratifikasi lambat laun terjadi karena alokasi hak dan
kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat
mulai membedakan posisi, alat kekuasaan dan fungsi-fungsi yang ada
dalam waktu sama.
c. Dasar stratifikasi sosial
1. Ukuran kekayaan, seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak akan
menempati pelapisan teratas.
2. Ukuran kekuasaan, seseorang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai
wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan
sosial masyarakat yang bersangkutan.
3. Ukuran kehormatan, orang yang dihormati dan disegani akan mendapatkan
tempat pelapisan yang tinggi dan ini biasanya terdapat pada masyarakat
yang masih tradisional.
4. Ukuran ilmu pengetahuan, digunakan sebagai salah satu faktor atau
dasar pembentukan pelapisan sosial di dalam masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan.
d. Unsur-unsur stratifikasi sosial
(
1) Status atau kedudukan
Paul B. Horton mendefinisikan status atau kedudukan sebagai suatu posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial.
(a) Ascribed Status merupakan kedudukan yang diperoleh seseorang melalui
kelahiran.
(b) Achieved status merupakan status atau kedudukan seseorang yang
diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja.
(c) Assigned status merupakan status atau kedudukan yang diberikan.
(2) Peranan
Menurut Soerjono Soekanto dalam peranan setidaknya mencakup tiga hal,
yaitu sebagai berikut:
(a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
(b) Peranan sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
(c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.
e. Sifat stratifikasi sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan
sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapanya sendiri, atau
turun ke lapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap
dan tidak beruntung.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari
gabungan kedua sifat pelapisan sosial.
F. Wujud stratifikasi sosial
1. Kriteria ekonomi
Stratifikasi ekonomi akan membedakan warga masyarakat menurut penguasaan
dan kepemilikan materi. Kriteria ekonomi selalu berkaitan dengan
aktivitas pekerjaan, kepemilikan atau kedua-duanya.
2. Kriteria sosial
Dengan memahami stratifikasi masyarakat berdasarkan kriteria sosial,
orang akan mudah memahami peristiea atau gejala-gejala yang terjadidi
dalam masyarakat.
3. Kriteria politik
Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik berarti
pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan.
Sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial, kekuasaan berbeda dari
kriteria lain, yaitu ekonomi dan kedudukan sosial. Dapat dikatakan
kekuasaan merupakan suatu unsur yang khusus dalam pelapisan sosial.
F. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang
menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
3. Cara terbentuknya stratifikasi sosial
1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat
yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin,
keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat
dan harta kekayaan.
2) Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu. Misal pada
organisasi formal pemerintahan, perusahaan, partai politik, perkumpulan,
angkatan bersenjata, dan sebagainya.
4. Tujuh sifat masyarakat kasta/feodal
A. Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga
seseorang secara
otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan seperti yang
dimiliki
B. keanggotaannya berlaku seumur hidup.
C. Perkawinannya bersifat endogami
D. Hubungan dengan kasta lain terbatas
E. Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada
kastanya,penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kastanya.
F. Kasta terikat oleh kedudukan yang sevara tradisional telah ditentukan
G. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan
5. Empat wujud solidaritas dari suatu kelas strata yang sama
A. Cara Berpakaian
B. Tempat Tinggal
C. Cara berbicara
D. Pendidikan
1. Cara terbentuknya stratifikasi sosial
1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat
yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin,
keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat
dan harta kekayaan.
2) Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu. Misal pada
organisasi formal pemerintahan, perusahaan, partai politik, perkumpulan,
angkatan bersenjata, dan sebagainya.
2. Tiga sifat stratifikasi sosial dengan gambar
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke
lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan
sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapanya sendiri, atau
turun ke lapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap
dan tidak beruntung.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari
gabungan kedua sifat pelapisan sosial.
3. Tujuh sifat masyarakat kasta/feodal
A. Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga
seseorang secara otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan
seperti yang dimiliki orang tuanya.
B. keanggotaannya berlaku seumur hidup.
C. Perkawinannya bersifat endogami
D. Hubungan dengan kasta lain terbatas
E. Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada
kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kastanya.
F. Kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan
G. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan
4. Alasan stratifikasi yang digambarkan dengan bagian kerucut
Stratifikasi sosial digambarkan dalam bentuk kerucut, hal ini berkaitan
dengan jumlah warga masyarakat yang dapat digolongkan ke dalam kelas
tersebut. Semakin tinggi kelas, semakin sedikit warga masyarakat yang
masuk di dalamnya, sebaliknya semakin rendah kelas semakin banyak warga
masyarakat yang digolongkan di dalamnya, Hal ini berlaku untuk kriteria
sosial, politik dan ekonomi. Semua hal itu terjadi karena berhubungan
dengan adanya prestise atau gengsi. Suatu pekerjaan bagi seseorang tidak
sekedar berhubungan dengan berapa jumlah uang yang diterimanya sebagai
gaji, tetapi juga status sosial yang dinikmati melalui pekerjaan itu.
1. Cara terbentuknya stratifikasi sosial
1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat
yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin,
keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat
dan harta kekayaan.
2) Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu. Misal pada
organisasi formal pemerintahan, perusahaan, partai politik, perkumpulan,
angkatan bersenjata, dan sebagainya.
2. Tiga sifat stratifikasi sosial dengan gambar
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke
lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan
sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapanya sendiri, atau
turun ke lapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap
dan tidak beruntung.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari
gabungan kedua sifat pelapisan sosial.
3. Tujuh sifat masyarakat kasta/feodal
A. Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga
seseorang secara otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan
seperti yang dimiliki orang tuanya.
B. keanggotaannya berlaku seumur hidup.
C. Perkawinannya bersifat endogami
D. Hubungan dengan kasta lain terbatas
E. Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada
kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kastanya.
F. Kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan
G. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan
4. Alasan stratifikasi yang digambarkan dengan bagian kerucut
Stratifikasi sosial digambarkan dalam bentuk kerucut, hal ini berkaitan
dengan jumlah warga masyarakat yang dapat digolongkan ke dalam kelas
tersebut. Semakin tinggi kelas, semakin sedikit warga masyarakat yang
masuk di dalamnya, sebaliknya semakin rendah kelas semakin banyak warga
masyarakat yang digolongkan di dalamnya, Hal ini berlaku untuk kriteria
sosial, politik dan ekonomi. Semua hal itu terjadi karena berhubungan
dengan adanya prestise atau gengsi. Suatu pekerjaan bagi seseorang tidak
sekedar berhubungan dengan berapa jumlah uang yang diterimanya sebagai
gaji, tetapi juga status sosial yang dinikmati melalui pekerjaan itu.
B.Empat Lapisan Masyarakat Tani Jawa Kuno
Lapisan sosial pada masyarakat tani kuno terdiri dari beberapa tingkatan
yang terdiri dari:
1) Petani pemilik
Petani pemilik disini diartikan sebagai tuan tanah yang mana ia berperan
sebagai pemilik tanah yang digarap atau dikerjakan oleh orang lain
(penggarap atau buruh tani). Biasanya ia memiliki tanah/sawah yang
sangat luas dan termasuk orang kaya atau orang yang memiliki status
sosial yang tinggi/puncak (dalam masyarakat tani).
2) Petani pemilik + penggarap
Petani ini selain memiliki lahan juga menggarap atau mengolah sawahnya
namun tidak dilakukan secara penuh dan kemudian dibantu oleh buruh tani.
Kepemilikan tanah atau sawah petani ini tidak begitu besar luas. Disini
ia memiliki status sosial yang tinggi namun tidak berada di puncak
(tingkatan kedua).
3) Petani pemilik + penggarap + buruh tani
Petani ini lahannya tidak begitu luas, sehingga ia mengolah tanahnya
sendiri tanpa bantuan dari buruh tani.
4) Buruh tani
Peran buruh disini biasanya hanya melakukan pengolahan sawah dan
hidupnya sangat bergantung pada pemilik sawah yang mempekerjakannya atau
dengan kata lain hidupnya hanya ikut petani pemilik/tuan tanah,
sehingga meletakkannya pada status sosial yang paling bawah di dalam
masyarakat tani jawa kuno ini.
B. Enam kelas sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Stratifikasi ekonomi akan membedakan warga masyarakat menurut penguasaan
dan pemilikan ekonomi. Kriteria ekonomi selalu berkaitan dengan
aktivitas pekerjaan, kepemilikan, atau kedua-duanya. Dengan kata lain,
pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat
kedalam beberapa stratifikasi atau kelas ekonomi.
Setiap stratifikasi dalam stratifikasi ekonomi disebut kelas ekonomi
atau sering disebut kelas saja sehingga para warga masyarakat atau
penduduk dpat digolongkan kedalam beberapa kelas ekonomi. Istilah kelas
ekonomi mempunyai arti relatif sama dengan istilah kelas sosial, hanya
saja istilah kels sosial lebih banyak dipkai untuk menunjuk stratifikasi
sosial yang didasarkan atas kriteria sosial, seperti pendidikan atau
pekerjaan. Tetapi kadang-kadang kelas sosial diartikan sebagai semua
orang yang sadar akan kedudukannya didalam suatu pelapisan tanpa
membedakan apakah dasar pelapisan itu uang, kepemilikan, pekerjaan,
kekuasaan, atau yang lain.
Dilihat dari kriteria ekonomi, secara garis besar terdapat tiga kelas
sosial yaitu:
a. Kelas atas (upper class)
b. Kelas menengah (middle class)
c. Kelas bawah (lower class)
Adanya kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah itu dikarenakan dalam
masyarakat terdapat ketidak seimbangan atau ketimpangan (inequality)
dalam pembagian sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan
kewajiban yang dipikul oleh warga masyarakat.
Ada sebagian orang yang mendapatkan pembagian kecil dan ada pula
sebagian orang yang mendapatkan pembagian lebih besar. Golongan yang
mendapatkan pembagian lebih besar kemudian akan mendapatkan kedudukan
pada pelapisan yang lebih tinggi dan golongan yang mendapatkan pembagian
kecil akan mendapatkan kedudukan yang lebih rendah.
Tiga kelas sosial masing-masing masih dapat dibagi menjadi sup kelas
sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kelas atas (upper class)
- Kelas atas atas (A a)
- Kelas atas menengah (A m)
- Kelas atas bawah (A b)
b. Kelas menengah (middle class)
- Kelas menengah atas (M a)
- Kelas menengah menengah (M m)
- Kelas menengah bawah (M b)
c. Kelas bawah (lower class)
- Kelas bawah atas (B a)
- Kelas bawah menengah (B m)
- Kelas bawah bawah (B b)
Stratifikasi di atas digambarkan dalam bentuk kerucut, hal ini berkaitan
dengan jumlah warga masyarakat yang dapat digolongkan kedalam kelas
tersebut. Sebaliknya, semakin rendah kelas semakin banyak warga
masyarakat yang dapat digolongkan didalamnya. Hal itu tidak hanya
berlaku pada stratifikasi atas dasar kriteria ekonomi saja, melainkan
juga pada bentuk-bentuk stratifikasi masyarakat yang lain, seperti
kriteria sosial dan politik.
C. Lima macam pelapisan sosial kriteria mata pencaharian.
Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pekerjaan Jenis pekerjaan yang
dimiliki oleh seseorang dapat dijadikan sebagai dasar pembedaan dalam
masyarakat. Seseorang yang bekerja di kantor dianggap lebih tinggi
statusnya daripada bekerja kasar, walaupun mereka mempunyai gaji yang
sama. Adapun penggolongan masyarakat didasarkan pada mata pencaharian
atau pekerjaan sebagai berikut.
1. Elite yaitu orang kaya dan orang yang menempati kedudukan
atau pekerjaan yang dinilai tinggi oleh masyarakat.
2. Profesional yaitu orang yang berijazah dan bergelar
kesarjanaan serta orang dari dunia perdagangan yang berhasil.
3. Semiprofesional mereka adalah para pegawai kantor,
pedagang, teknisi berpendidikan menengah, mereka yang tidak
berhasil mencapai gelar, para pedagang buku, dan sebagainya.
4. Tenaga terampil mereka adalah orang-orang yang mempunyai
keterampilan teknik mekanik seperti pemotong rambut,
pekerja pabrik, sekretaris, dan fotografer.
5. Tenaga tidak terdidik, dalam melakukan atau menjalankan tugasnya ia
tidak perlu memiliki keahlian yang diperoleh dari hasil
belalajarnya/pendidikan. Misalnya pembantu rumah tangga dan tukang
kebun.
D. Tiga tipe pelapisan sosial kriteria politik kekuasaan.
Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik berarti
pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan.
Sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial, kekuasaan berbeda dari
kriteria lain, yaitu ekonimi dan kekuasaan sosial. Dapat dikatakan
kekuasaan merupakan suatu unsur yang khusus dalam pelapisan sosial.
Apabila masyarakat menginginkan kehidupan yang teratur, maka kekuasaan
yang ada padanya harus pula dibagi-bagi dengan teratur. Apabila
kekuasaan tidak dibagi-bagi secara teratur, maka kemungkinan besar di
dalam masyarakat akan terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat
membahayakan keutuhan masyaarakat.
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut
kehendak atau kemauan pemegang kekuasaan. Setiap kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain dinamakan kekuasaan, sedangkan wewenang adalah
kekuasaan yang ada pada diri seseorang atau kelompok orang yang
mempunyai dukungan atau mendapatkan pengakuan dari masyarakat sehingga
wewenang merupakan otoritas atau legalized power. Dengan kata lain,
wewenang atau otoritas adalah hak untuk mempengaruhi karena didukung
oleh adanya norma atau peraturan yang menentukan keteraturan dalam
masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut, wewenang harus didukung
oleh kekuasaan, sebab jika tidak wewenang tidak akan berjalan efektif.
Apabila kekuasaan itu dijelmakan di dalam diri seseorang atau sekelompok
orang, maka orang atau sekelompok orang itu dinamakan pimpinan. Mereka
yang menerima pengaruh adalah pengikutnya.
Bentuk-bentuk kekuasaan pada berbaai masyarakat didunia ini beraneka
macam dengan masing-masing polanya. Akan tetapi, ada satu pola umum
bahwa sistem kekuasaan akan selalu menyesuaikan diri dengan adat
istiadat dan pola perilaku yang berlaku dalam masyarakat.
Garis batas yang tegas antara yang menguasai dengan yang dikuasai selalu
ada. Garis batas ini menimbulkan pelapisan kekuasaaan atau piramida
kekuasaan yang didasarkan pada rasa kekhawatiran para warga masyarakat
akan terjadinya disintegrasi masyarakat apabila tidak ada kekuasaan yang
menguasainya.
Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem stratifikasi kekuasaan pada
piramida kekuasaan, yaitu kasta, oligarki, dan demokratis.
a. Tipe kasta
Tipe kasta memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis pemisahan
yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat
berkasta yang hampir tidak mungkin ditembus. Pada puncak piramida
kekuasaan duduk penguasa tertinggi, misalnya raja atau maha raja, dengan
lingkungannya yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para
pendeta. Pelapisan kedua dihuni oleh para petani dan buruh tani, dan
pelapisan terendah terdiri atas para budak.
b. Tipe oligarkhi
Tipe oligarkhi memiliki tipe stratifikasi kekuasaan yang menggambarkan
garis pemisah yang tegas diantara strata. Akan tetapi perbedaan antara
strata satu dengan yang lain tidak begitu mencolok. Walaupun kedudukan
para warga masyarakat masih banyak didasarkan kepada aspek kelahiran
(ascribed status), akan tetapi individu masih diberikan kesempatan untuk
naik ke strata yang lebih atas. Gambaran tipe tersebut adalah sebagai
berikut. Kelas menengah mempunyai warga yang paling banyak: seperti
industri, perdagangan, dan keuangan yang memegang peranan yang lebih
penting. Ada bermacam-macam cara bagi warga dari strata bawah naik ke
strata yang lebih atas, dan juga ada kesempatan bagi warga kelas
menengah untuk menjadi penguasa. Tipe piramida semacam ini dijumpai ada
masyarakat feodal yang telah berkembang. Suatu variasi dari tipe ini
adalah stratifikasi yang terdapat pada negara yang didasarkan pada
fasisme atau juga totaliter. Hanya bedanya untuk yang disebut terakhir,
kekuasaan berada di tangan partai politik.
c. Tipe demokratis
Tipe demokratis yang tampak adanya garis pemisah antar lapisan yang
sifatnya mobil (bergerak). Faktor kelahiran tidak menentukan kedudukan
seseorang. Yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor
keberuntungan.
E. Pengertian White Collar dan Blue Collar Divition job.
Pekerja kerah putih adalah istilah yang ditujukan kepada pekerja
terdidik atau profesional rutin digaji yang bekerja di perkantoran
semi-profesional, di bagian administrasi, dan di bagian koordinasi
penjualan. Istilah ini adalah kebalikan bagi pekerja kerah biru, yang
kegiatannya didominasi oleh kerja manual. Pekerja kerah putih, dengan
kontras, melakukan non-manual buruh sering di kantor; dan pekerja
industri layanan melakukan interaksi pelanggan melibatkan tenaga kerja,
hiburan, ritel dan penjualan di luar, dan sejenisnya.
Pekerja kerah biru adalah anggota dari kelas pekerja yang biasanya
melakukan kerja manual dan mendapatkan upah per jam. Pekerja kerah biru
dibedakan dari orang-orang di sektor jasa dan kerah putih pekerja,
pekerjaan yang tidak dianggap kerja manual. Pekerjaan kerah biru mungkin
terampil atau tidak terampil, dan mungkin melibatkan perdagangan
manufaktur, pertambangan, bangunan dan konstruksi, kerja mekanis,
pemeliharaan, perbaikan dan operasi pemeliharaan atau instalasi teknis.
1. Pedoman untuk memahami pengertian kelas sosial.
Terbentuknya kelas dalam masyarakat karena diperlukan untuk menyesuaikan
masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata, akan tetapi makna
kelas dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya hanya dapat dimengerti
degan benar apabila diketahui riwayat terjadinya. Definisi lain dari
kelas sosial adalah berdasarkan beberapa kriteria yaitu sebagai berikut:
1) Besar atau ukuran jumlah angota-anggotanya.
2) Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
warganya
3) Kelanggengan
4) Tanda-tanda /lambang-lambang yang merupakan ciri khas.
5) Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain).
6) Antagonisme tertentu
2. Makna kelas sosial dalam hubungannya dengan peluang dan perilaku.
Stratifikasi merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur sosial
menggunakan parameter graduated atau berjenjang. Hal-hal yang
menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial yaitu adanya hal-hal yang
dihargai dalam masyarakat misalnya uang, tanah, kekuasaan, kehormatan,
keturunan, pendidikan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut tidak
terdistribusi secara merata di masyarakat. Terdapatnya stratifikasi
sosial di masyarakat mempengaruhi timbulnya perbedaan:
a. Gaya hidup, dapat terihat dengan jelas perbedaan gaya hidup antara
masyarakat kelas atas dengan masyarakat kelas bawah, yang mana gaya
hidup masyarakat kelas atas selalu identik dengan kemewahan dan serba
kecukupan dalam banyak hal. Sedangkan gaya hidup masyarakat kelas bawah
selalu identik dengan apa apa yang serba pas-pasan dan terkadang tidak
mampu mencukupi kebutuhan pokoknya.
b. Peluang hidup dan kesehatan adalah salah satu yang penting dan
menonjol. Oleh karena, peluang hidup dan kesehatan ini sangat menentukan
kualitas hidup seseorang, paling tidak terdapat dua faktor yang
menghasilkan hubungan antara kelas sosial dengan kesehatan. Pertama,
para anggota kelas sosial yang lebih tinggi biasanya menikmati sanitasi,
tindakan-tindakan pencegahan serta perawatan medis yang lebih baik.
Kedua, orang-orang yang mengidap penyakit kronis, status sosialnya
cenderung turun ke bawah dan sulit mengalami mobilitas sosial vertikal
naik. Oleh karena, penyakitnya menghalangi mereka untuk memperoleh dan
mempertahankan berbagai pekerjaan.
Sebenarnya, peluang hidup dan kesehatan adalah dua hal yang berbeda.
Dapat dikatakan bahwa peluang hidup merupakan kesempatan seseorang untuk
meraih kesejahteraan dan kualitas hidup yang sebaik-baiknya. Sedangkan
kesehatan adalah kondisi jasmani rohani yang baik dan mendukung
perolehan peluang hidup yang besar. Akan tetapi, jika seseorang memiliki
peluang hidup yang baik, dia dapat semakin menambah tingkat
kesehatannya. Oleh karena itu, keduanya adalah hal yang saling
mempengaruhi. Peluang hidup dan kesehatan sendiri dapat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah
biasanya memiliki tingkat peluang hidup dan kesehatan yang rendah pula.
Hal tersebut dikarenakan oleh semakin rendah tingkat pendidikannya,
semakin rendah pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan. Banyak orang
berpendidikan rendah tidak tahu pasti bagaimana cara menjaga kesehatan
dan mengobati penyakit sehingga justru memperparah keadaan. Tingkat
ekonomi dan profesi seseorang pun dapat mempengaruhi peluang hidup dan
kesehatan. Orang yang memiliki tingkat ekonomi rendah biasanya tidak
mampu mendapatkan perawatan kesehatan yang baik.
c. Peluang bekerja dan berusaha, masyarakat kelas atas biasanya lebih
mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan dan sesuai dengan yang ia
inginkan karena mereka memiliki akses yang kuat dan banyak didalam dunia
kerja. Selain itu masyarakt kelas atas cenderung ingim mempertahankan
status sosialnya yang berada di atas tersebut dengan materi yang ia
punya melalui peluang bekerja dan berusaha ini. Sedangkan untuk warga
masyarakat kelas bawah mereka kesulitan untuk mengakses peluang bekerja
dan usaha karena keterbatasan materi dan statusnya didalam masyarakat.
d. Respon terhadap perubahan, pada hakikatnya manusia adalah makhluk
yang dinamis yang mana selalu ingin berubah dan maju. Dalam hal ini
masyarakat kelas atas memiliki respon yang bebeda dibanding masyarakat
kelas bawah terhadap perubahan.
e. Kebahagiaan, disini hal-hal yang menentukan kebahagiaan masyarakat
kelas atas dan bawah itu berbeda. Bila masyarakat kelas bawah sudah
bahagia apabila kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, papan,
kesehatan dan pendidikan tercukupi, namun masyarakat dikelas atas belum
cukup bahagia bila hanya hal itu saja, lebih dari itu mereka perlu mobil
bagus, rumah mewah, jabatan yang bergengsi, perawatan kecantikan,
pelayanan dan masih banyak hal lagi.
f. Sosialisasi dalam keluarga/ keharmonisan keluarga, masalah yang
sering timbul dalam keluarga yang bersal dari masyarakat kelas bawah
biasanya adalah masalah ekonomi, namun pada masyarakat kelas atas
masalah ekonomi bukanlah yang utama namun banyak hal lain yang
menyebabkan keributan dalam keluarga seperti perselingkuhan,
ketidakcocokan dan hal-hal lain seperti yang kita ketahui dalam
kehidupan nyata.
g. Perilaku politik, selain dari pekerjaan dan usaha biasanya warga
masyarakat kelas atas ini ingin melanggengkan kelas sosialnya tersebut
melalui politik atau dengan kata lain orang kaya lebih agresif perilaku
politiknya dibanding orang yang tidak mampu.
3. Upaya untuk menanggulangi ketidaksamaan sosial.
Upaya untuk mengurangi ketidaksamaan sosial melalui:
a. Pendidikan; merupakan saluran untuk naik kelas (mobilitas sosial) dan
meningkatkan standar kualitas hidup manusia.
b. Pemahaman multikultural (multikulturalisme), paham yang menganggap
semua manusia sederajat, Multikulturalisme adalah paham yang mengizinkan
atau bahkan menganjurkan keanekaragaman ras dan etnis. Sikap
multikulturalisme ditunjukkan dalam sikap menyadari, menerima dan
menghargai perbedaan diantara anggota masyarakat.
c. Pemerataan pembangunan. Yang ini ditujukan untuk pemerintah.
4. Upaya generasi muda untuk mengurangi ketidaksamaan sosial.
a. Menunda kesenangan
b. Pandai bermain/ bergaul
c. Sehat
1) Pengertian Status Sosial.
Status sosial adalah kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam
kelompok masyarakat yang meliputi seluruh posisi sosial yang terdapat
dalam sustu kelompok besar dalam masyarakat, dari yang aling rendah
hingga yang paling tinggi dalam pola hubungan sosial tertentu.
Status sosial juga bisa diartikan sebagai kedudukan, yaitu tempat atau
posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya
adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya, dan
hak-hak serta kewajibannya.
2) 3 Macam Status Sosial.
Paul B. Horton mendefinisikan status atau kedudukan sebagai suatu posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial.
(a) Ascribed Status merupakan kedudukan yang diperoleh seseorang melalui
kelahiran.
Misalnya dalam masyarakat yang berkasta seperti yang berada di Bali,
India ataupun Kerajaan.
(b) Achieved status merupakan status atau kedudukan seseorang yang
diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja.
Misalnya, seorang anak petani ingin menjadi pejabat. Karena ia belajar
dengan rajin dan bisa menjadi orang yang dipercaya di lingkungannya maka
ia pun berhasil menjadi pejabat.
(c) Assigned status merupakan status atau kedudukan yang diberikan
karena jasanya pada masyarakat.
Misalnya pahlawan, kyai
3) 3 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Achived Status.
1. Stratifikasi berdasarkan Jenjang Pendidikan (education
stratification)
Jenjang seseorang biasanya memperngaruhi setatus sosial seseorang di
dalam struktur sisialnya. Seseorang yang berpendidikan tinggi hingga
bergelar Doktor tentunya akan bersetatus lebih tinggi dibandingkan
dengan seorang yang lulusan SD.
2. Stratifikasi di bidang Perkerjaan
Berbagai jenis perkerjaan juga berpengaruh pada system pelapisan sosial.
Anda tuntu sering memiliki penilaian bahwa orang yang berprofesi
sebagai panrik becak, kuli bangunan, buruh pabrik dan para pekerja
kantoran yang berpakaian bersih, berpenampilan rapi, berdasi dan
mengendari mobil, selalu membawa Hp tentu memiliki perbedaan status
sosial dalam masyarakat. Para pekerja kantoran akan memiliki status
sosial yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang
berprofesi sebagai penarik becak. Pola seperti ini juga bersifat terbuka
artinya system pelapisan sosial seperti ini membuka peluang bagi siapa
saja yang memiliki kegigihan dalam usaha untuk meraihnya termasuk anda.
3. Stratifikasi di bidang Ekonomi
Gejala ini hampir ada diseluruh penjuru dunia. Yang paling mudah di
identifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan pada besar
kecilnya penghasilan dan kepemilikan benda-benda materi yang sering
disebut harta benda. Indikator antara kaya dan miskin juga mudah sekali
di identifikasi, yaitu melalui pemilikan sarana hidup. Orang kaya
perkotaan dapat dilihat dari tempat tinggalnya seperti di kawasan real
estate elite dengan rumah mewahnya yang dilengkapi dengan taman, kolam
renang, memiliki mobil mewah dan benda-benda berharga lainnya. Sedangkan
kelompok masyarakat miskin berada dikawasan marginal (pinggiran), hidup
di pemukiman kumuh, tidak sehat, kotor, dan sebagainya. Adapun orang
kaya perdesaan biasanya diidentifikasi dengan kepemilikan jumlah lahan
pertanian, binatang ternak, kebun yang luas dan sebagainya.7
4) 2 Bentuk Stratifikasi Berdasarkan Acribed Status.
1. Status di dasarkan pada system kekerabatan
Fenomena ini dapat dilihat berbagai peran yang harus diperankan oleh
masing-masing anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. Munculnya
kedudukan kepala keluarga, ibu rumah tangga dan anak-anak berimplikasi
pada status dan peran yang harus diperankan oleh masing-masing orang
dalam rumah tangga. Seorang istri harus berbakti kepada suami dan suami
juga harus menghormati istri karena perannya sebagai pengasuh anak,
pendidik anak, dan sebagainya, sedangkan anak-anak harus menaati nasehat
orang tua dan dari orangtuanya ia berhak mendapatkan kasih saying.
2. Stratifikasi berdasarkan kelahiran (born stratification)
Seorang anak yang dilahirkan akan memiliki status sosial yang mengekor
pada status orang tuanya. Tinggi rendahnya seorang anak biasanya
mengikuti status orang tuanya.
5) Pengertian Status Simbol.
a. Simbol “sesuatu” yang oleh penggunanya (masyarakat) diberi makna
tertentu.
b. Ciri-ciri/tanda-tanda yang melekat pada diri seseorang atau kelompok
yang secara relatif dapat menunjukkan statusnya
c. Antara lain: cara berpakaian, cara berbicara, cara belanja, desain
rumah, cara mengisi waktu luang, keikutsertaan dalam organisasi, tempat
tinggal,cara berbicara, perlengkapan hidup, akses informasi, dst
0 komentar:
Posting Komentar