&autoplay=1" />&autoplay=1" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="false" allowscriptaccess="always" width="240" height="260">

Ekonomi

EKONOMI

 A Ketenagakerjaan Saat ini kehidupan yang harus kalian hadapi semakin kompleks. Agar kamu tetap dapat bertahan dalam kehidupan di masa depan, kalian harus mampu menghadapi berbagai tantangan. Untuk itu harus memahami dengan baik berbagai permasalahan yang mungkin nanti akan dihadapi, di antaranya masalah ketenagakerjaan. 1. Penduduk sebagai Sumber Daya dalam Pembangunan Ekonomi Peranan penduduk sebagai sumber daya manusia dalam pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar untuk kamu pahami. Jumlah penduduk yang terlalu besar tidak otomatis akan menjadi modal yang besar juga bagi pembangunan di suatu negara, bahkan justru dapat menjadi beban atau tanggungan bagi penduduk yang lainnya. Apakah kalian tahu berapa jumlah penduduk Indonesia saat ini? Negara kita merupakan negara keempat di dunia yang memiliki penduduk paling banyak. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 221.496.000 jiwa. Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya. Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan, tetapi bertujuan untuk menetap. Dalam ketenagakerjaan, penduduk dengan segala potensi yang dimilikinya dikategorikan menjadi dua, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk di luar usia kerja. Di Indonesia, yang termasuk penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 hingga 65 tahun. Pada usia tersebut mereka dapat melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja untuk menghasilkan barang atau jasa dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan batasan tersebut berarti kamu termasuk penduduk usia kerja. Sebaliknya penduduk di luar usia kerja adalah penduduk yang usianya di luar batasan tersebut. Angkatan kerja adalah penduduk berumur lima belas tahun ke atas yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau mempunyai pekerjaan, sementara tidak bekerja, dan mereka tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Dari keseluruhan angkatan kerja dalam suatu negara tidak semua mendapat kesempatan untuk bekerja sehingga angkatan kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja yang bekerja dan angkatan kerja yang menganggur (penganggur terbuka). Bekerja adalah kegiatan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu secara berturut-turut dan tidak terputus. Angkatan kerja yang bekerja dikategorikan bekerja penuh apabila dalam seminggu memiliki jam kerja selama 35 jam atau lebih. Pekerja bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, dan yang lainnya, seperti penyandang cacat mental ataupun lainnya yang membuat seseorang tidak produktif. 2. Kesempatan Kerja Keadaan kesempatan kerja pada suatu negara merupakan salah satu faktor yang terkait dengan masalah pengangguran. Kesempatan kerja merupakan peluang bagi penduduk untuk melaksanakan fungsinya sebagai sumber ekonomi dalam proses produksi untuk mencapai kesejahteraan. No. Jenis Aktivitas 2001 2002 2003 2004 2005 Penduduk *) Pengangguran: mencari kerja, mendirikan usaha, tidak ada harapan kerja dan akan bekerja dalam waktu dekat Kesempatan kerja meliputi kesempatan untuk bekerja, kesempatan untuk bekerja sesuai dengan pendidikan dan keterampilan, dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Semakin banyak orang yang bekerja berarti semakin luas kesempatan kerja. Kesempatan kerja dibedakan menjadi dua golongan, yaitu 1. kesempatan kerja permanen, artinya kesempatan kerja yang memungkinkan orang bekerja secara terus-menerus sampai mereka pensiun atau tidak mampu lagi untuk bekerja; 2. kesempatan kerja temporer, artinya kesempatan kerja yang hanya memungkinkan orang bekerja dalam waktu relatif singkat, kemudian menganggur untuk menunggu kesempatan kerja baru. Dalam neraca ketenagakerjaan biasanya dilihat antara jumlah angkatan kerja dan jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Jika angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja, terjadi pengangguran. 3. Indikator Ketenagakerjaan a. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah tingkat beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk yang produktif. DR = Dependency Ratio PDUK = Penduduk di Luar Usia Kerja PUK = Penduduk Usia Kerja b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dan jumlah seluruh penduduk usia kerja. Kesempatan kerja adalah jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam pembangunan dengan melakukan suatu pekerjaan dan menghasilkan pendapatan. TPAK = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja AK = Angkatan Kerja PUK = Penduduk Usia Kerja c. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang sedang mencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja. TPT = Tingkat Pengangguran Terbuka PT = Penganggur Terbuka AK = Angkatan Kerja d. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja merupakan nilai tambah Produk Domestik Bruto (PDB) dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja untuk menghasilkan nilai tambah tersebut. 4. Pengangguran Sejak lama pemerintah kita dihadapkan pada permasalahan yang sangat serius dalam bidang ketenagakerjaan, yaitu masalah pengangguran. Bahkan, di kawasan Asia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penganggur yang sangat besar. Apakah di lingkungan sekitar tempat tinggalmu saat ini ada yang menganggur? Untuk dapat menjawabnya maka terlebih dahulu kamu harus mengetahui pengertian dari penganggur itu sendiri. Pengangguran ada dua macam, yaitu pengangguran terbuka dan pengganguran terselubung. Apakah yang membedakan keduanya? Penganggur terbuka (open unemployment) meliputi seluruh angkatan kerja yang mencari pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan pertama kali maupun yang pernah bekerja sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mengkategorikan penganggur terbuka menjadi empat, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pengangguran terbuka biasanya terjadi pada generasi muda yang baru menyelesaikan pendidikan menengah dan tinggi. pengangguran terbukA diakibatkan terdapat perbedaan struktur ekonomi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Struktur ekonomi KBI lebih modern dibandingkan dengan KTI sehingga angka pengangguran terbuka di KBI lebih tinggi jika dibandingkan dengan KTI. Penganggur terselubung (underemployment) adalah pekerja yang bekerja dengan jam kerja rendah (di bawah sepertiga jam kerja normal atau kurang dari 35 jam dalam seminggu), namun masih mau menerima pekerjaan. BPS mengkategorikan penganggur terselubung menjadi dua macam, yaitu pekerja yang memiliki jam kerja kurang dari 35 jam per minggu karena sukarela (kemauan sendiri) dan ada juga yang terpaksa. yang rendah, yang mengakibatkan produktivitas kerja mereka rendah. 5. Jenis Pengangguran Pengangguran yang ada di suatu negara dapat dikelompokkan menurut faktor penyebab terjadinya, yaitu a. pengangguran voluntair, yaitu pengangguran yang terjadi secara sukarela karena mencari pekerjaan dengan pendapatan yang lebih baik; b. pengangguran teknologi, yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya penggunaan alat-alat mesin, komputerisasi, bahkan robot dalam proses produksi, yang merupakan produk teknologi, hal ini mengakibatkan penggunaan tenaga kerja menjadi berkurang; Contoh Pabrik tekstil dahulu menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dioperasikan dengan manusia, dengan semakin canggihnya berbagai mesin produksi, sekarang pabrik tekstil banyak yang menggunakan mesin printing. c. pengangguran deflatoir, yaitu pengangguran yang terjadi karena menurunnya kegiatan perekonomian suatu negara sehingga permintaan masyarakat ikut menurun, hal ini mengakibatkan perusahaan mengurangi kapasitas produksinya, atau bahkan menghentikan produksinya, akibatnya terjadi pengurangan pekerja; d. pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan pada struktur ekonomi dari suatu negara, misalnya 10 Ekonomi SMA Kelas XI dari struktur ekonomi pertanian ke struktur ekonomi industri, hal ini menyebabkan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan tidak sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia, akibatnya terjadi pengangguran. Contoh Akibat perekonomian beralih dari sektor pertanian ke sektor industri maka tenaga kerja yang tadinya bekerja pada sektor pertanian tidak dapat bekerja. 6. Penyebab Pengangguran Penyebab terjadinya pengangguran di suatu negara, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Tekanan demografis dengan jumlah dan komposisi angkatan kerja yang besar. 2. Pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja. 3. Jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. 4. Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. 5. Terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disebabkan, antara lain perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor-impor, dan sebagainya. 6. Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. 7. Berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi pengembangan usaha. 8. Masih sulitnya arus masuk modal asing. 9. Iklim investasi yang belum kondusif. 10. Tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang masih lesu. 11. Kemiskinan. 12. Ketimpangan pendapatan. 13. Urbanisasi. 14. Stabilitas politik yang tidak stabil. 15. Perilaku proteksionis sejumlah negara maju dalam menerima ekspor dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 16. Keberadaan pasar global. Ketenagakerjaan dalam Pembangunan Ekonomi 11 B Pembangunan Ekonomi 1. Pengertian pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. 2. Tujuan tujuan yang ingin diwujudkan untuk rakyatnya, yaitu a. meningkatkan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan pokok hidup, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan; b. meningkatkan standar hidup, yang meliputi peningkatan pendapatan, penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan sehingga selain secara materiil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga menumbuhkan jati diri sebagai pribadi dan bangsa; c. memperluas pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan dengan membebaskan diri dan bangsa dari sikap menghamba dan ketergantungan terhadap orang lain atau bangsa lain. 3. Masalah Pokok Pembangunan Pada dasarnya tujuan dari suatu negara melaksanakan pembangunan adalah untuk mengatasi atau keluar dari masalah-masalah yang selama ini dihadapi. Setidaknya ada tiga masalah pokok yang dihadapi oleh suatu negara, terutama negara sedang berkembang dan negara terbelakang yaitu kemiskinan, ketimpangan dalam distribusi pendapatan, dan pengangguran. a. Kemiskinan Masalah kemiskinan merupakan masalah bagi setiap negara. Masalah kemiskinan mendorong setiap negara untuk melakukan pembangunan. Masalah kemiskinan ini harus diatasi karena memiliki dampak yang sangat luas bagi kehidupan seseorang ataupun suatu bangsa, baik dari dimensi ekonomi maupun nonekonomi. b. Ketimpangan dalam distribusi pendapatan Masalah kemiskinan seringkali dihubungkan dengan masalah ketidakmerataan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus tidak selalu dapat mengurangi tingkat kemiskinan atau pertumbuhan ekonomi tidak berkorelasi positif dengan distribusi pendapatan. Ketimpangan distibusi pendapatan membuat jurang si kaya dan si miskin semakin curam yang mengakibatkan terjadinya kecemburuan sosial dan berpotensi untuk memicu terjadinya berbagai tindakan kriminal. c. Pengangguran Ketenagakerjaan dalam Pembangunan Ekonomi 15 Masalah pengangguran merupakan masalah pokok dan bersifat jangka panjang yang harus dihadapi oleh suatu negara. Sekalipun suatu negara memiliki pengangguran sama dengan nol atau negatif, belum tentu negara tersebut tidak memiliki masalah pengangguran karena pengangguran itu sendiri memiliki banyak kategori. d. Inflasi Terjadinya kemerosotan nilai uang akibat jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga memicu kenaikan harga barang-barang akan berdampak pada menurunnya pendapat riil orang-orang yang berpenghasilan tetap sehingga daya belinya ikut menurun. Penurunan daya beli masyarakat akan berdampak pada dunia usaha, karena perusahaan akan mengurangi kapasitas peroduksinya, atau bahkan menghentikan produksinya. Akibatnya terjadi PHK yang akan meningkatkan jumlah pengangguran. Inflasi yang tinggi juga membawa dampak pada meningkatnya suku bunga, yang akan membuat perbankan terpuruk. Itulah mengapa inflasi termasuk ke dalam masalah pokok pembangunan, sebab inflasi yang meningkat tajam akan menganggu kestabilan perekonomian nasional. 5. Hambatan-hambatan dalam Pembangunan Dalam melaksanakan pembangunan, suatu negara tidak terlepas dari berbagai hambatan. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembangunan, antara lain sebagai berikut. a. Perkembangan penduduk yang tinggi dengan tingkat pendidikan (pemilikan ilmu dan pengetahuan) yang rendah. Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menjadi penghambat dalam proses pembangunan manakala tidak disertai kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan dan menyerap produksi yang dihasilkan. Perkembangan penduduk yang tinggi juga menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak mengalami pertambahan yang berarti, bahkan dalam jangka panjang dapat menurun. b. Perekonomian yang bersifat dualistik. Perekonomian yang bersifat dualistik merupakan hambatan bagi proses pembangunan karena menyebabkan produktivitas berbagai kegiatan produktif sangat rendah dan usaha-usaha untuk mengadakan perubahan sangat terbatas, di antaranya dualisme sosial dan dualisme teknologi. c. Pembentukan modal yang rendah. Tingkat pembentukan modal yang rendah merupakan hambatan utama dalam pembangunan ekonomi. Pembentukan modal di negara sedang berkembang, seperti lingkaran yang tidak memiliki ujung pangkal, produtivitas yang rendah mengakibatkan pendapatan riil juga rendah sehingga tingkat tabungan dan tingkat investasi juga rendah, dengan demikian, pembentukan modal yang terjadi juga rendah. d. Struktur ekspor yang didominasi ekspor bahan mentah. Struktur ekspor berupa bahan mentah hasil industri primer (pertanian, pertambangan, dan kehutanan) lebih banyak merugikan karena permintaan atas bahanbahan mentah lebih inelastis daripada permintaan barang-barang industri. Akibatnya, volume ekspor cenderung lebih lambat daripada volume impor sehingga dalam jangka panjang akan berdampak negatif terhadap neraca pembayaran. Hal ini tentu saja dapat menghambat proses pembangunan. e. Proses sebab akibat kumulatif. Hambatan lain dalam proses pembangunan disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan oleh daerah yang sudah lebih maju. Keadaan-keadaan yang menghambat pembangunan ini disebut back wash effect, di antaranya: 1. perpindahan penduduk dari daerah miskin ke daerah yang lebih maju, umumnya penduduk yang pindah lebih muda dan memiliki pendidikan yang lebih baik serta etos kerja yang tinggi daripada penduduk yang tetap tinggal di daerah miskin; 2. karena kurangnya permintaan modal di daerah miskin dan modal akan lebih terjamin dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi di daerah yang sudah lebih maju maka modal akan lebih mengalir ke daerah yang lebih maju; 3. pola perdagangan dan kegiatan perdagangan terutama didominasi oleh industri-industri di daerah yang lebih maju, yang menyebabkan daerah miskin mengalami kesukaran dalam mengembangkan pasar hasil industrinya sehingga memperlambat perkembangan di daerah miskin; 4. jaringan transportasi dan komunikasi di daerah maju yang jauh lebih baik daripada daerah miskin menyebabkan kegiatan produksi dan perdagangannya dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. C Pertumbuhan Ekonomi 1. Pengertian Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi bagi penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, kelembagaan, dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Dari definisi di atas berarti terdapat tiga komponen pokok dalam pertumbuhan ekonomi sebagai berikut. a. Kenaikan output secara berkesinambungan merupakan perwujudan dari pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi di suatu negara. b. Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. c. Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi baru, perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi. Inovasi dalam bidang teknologi harus dibarengi dengan inovasi dalam bidang sosial. Dari definisi tersebut, terlihat jelas perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. a. Faktor ekonomi, terdiri dari: 1. sumber alam; 2. akumulasi modal, yaitu semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal sumber daya manusia; 3. organisasi; 4. kemajuan teknologi, teknologi merupakan cara bagaimana berbagai sumber alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan produksi. Ada tiga macam kemajuan teknologi, yaitu kemajuan teknologi yang menghemat tenaga kerja, kemajuan teknologi yang menghemat modal, dan kemajuan teknologi yang menghemat tenaga kerja dan modal; 5. pembagian kerja; 6. skala produksi. b. Faktor nonekonomi, terdiri dari: 1. manusia, suatu bangsa dapat mewujudkan kemajuan teknologi, termasuk ilmu pengetahuan dan manajemen, serta modal fisik seperti bangunan dan peralatan mesin-mesin hanya jika negara tersebut memiliki modal manusia yang kuat dan berkualitas. Modal manusia berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak hanya menyangkut kuantitas, tetapi yang jauh lebih penting adalah kualitas;

1 komentar:

Putryjulianty.blogspot.com

Posting Komentar

 
animasi  bergerak gif
My Widget